Jumat, 11 Januari 2013

Tulisan Ke 15 Mata Kuliah Bahasa Indonesia II (Manajemen Keuangan yang Ideal bagi Mahasiswa)


Manajemen Keuangan yang Ideal bagi Mahasiswa

“Bro, aku pinjam dulu dong uang kamu buat makan. Uangku belum dikirim”, 

begitulah sekiranya ucapan polos mahasiswa yang uangnya habis, sedang kirimannya belum tiba. 
Banyaknya kebutuhan mahasiswa, seringkali membuat keuangan mereka kedodoran. Padahal mungkin jumlah kiriman dari orang tua per bulannya lebih dari cukup bagi orang yang pandai mengatur keuangannya.

Kebutuhan mahasiswa memang sangat kompleks. Biasanya uangnya itu habis karena shopping atau jajan. Selain itu, bahan bakar kendaraan bermotor juga bisa menguras jumlah rekening di ATM. Dan sisanya biasanya karena hura-hura. Pada dasarnya, besar kecilnya kiriman dari orang tua, bukan menjadi faktor penyebab mengapa seringkali uang kita itu habis sebelum tiba kiriman lagi. Entah itu dikirim tiap bulannya, atau pun tiap minggu dikirim. Keduanya sama, karena faktor pengelolaan keuangan yang buruk. Terkadang mahasiswa lebih memprioritaskan kebutuhan sekunder atau pun tersier daripada kebutuhan primer. Padahal dalam teori ekonomi, sangat jelas dikatakan bahwa manajemen keuangan yang ideal itu apabila kebutuhan primer dipenuhi terlebih dahulu dan sisanya baru kebutuhan sekunder dan tersier. Nah, proses ini yang seringkali terbalik dilakukan oleh mahasiswa.

Mengidentifikasi antara ketiga kebutuhan ini yang agak susah membedakannya. Kebutuhan orang mampu dengan mereka kelas menengah atau pun kelas bawah jelas sangat berbeda. Butuh kecermatan yang mendalam. Bagi orang mampu, motor atau pun mobil merupakan kebutuhan primer, sedangkan mereka yang kelas menengah dan bawah kebutuhan itu merupakan kebutuhan tersier atau pun sekunder. Inilah yang menjadi permasalahannya. Karena berada dilingkungan mahasiswa kelas atas, mahasiswa kelas menengah atau pun bawah selalu memaksakan kehendaknya untuk mendahulukan kebutuhan sekunder dan tersier daripada kebutuhan primer. Meskipun kiriman mereka pas-pasan, mereka tidak mau dibilang ketinggalan zaman kalau hanya punya sepeda sehingga memaksa mereka untuk mengkredit motor.

Atau misalnya juga, karena sering bergaul dengan mahasiswa yang mampu (kaya) dan bahkan telah masuk dalam geng mereka, tempat makannya pun berubah yang seharusnya mungkin sebaiknya makan di burjo maka sekarang harus makan di restoran yang mewah. Jelas harganya sangat mahal dan itu tidak menjangkau kiriman mereka yang cuma berapa ratus ribu perbulannya. Akhrinya, pilihan terakhir adalah meminjam sama teman karena uangnya sudah habis, padahal baru tengah bulan. Beruntung kalau bisa dibayar utang-utangnya itu. Tetapi, untuk kasus yang serupa ini, susah dibayarnya. Jalan terakhir untuk menghindari dari tagihan utang itu adalah pindah kos. Sungguh kasihan.

Dampaknya selain ngutang adalah perkuliahan terganggu karena uang kuliah belum dibayar. Ternyata disamping ngutang, uang kiriman orang tua yang untuk bayar SPP di kampus, juga di pakainya untuk sebagian bayar utang dan sisanya kembali ikut gabung dengan gengnya itu. Kalau sudah seperti ini, tinggal tunggu gagalnya.
Sebenarnya, belum terlambat kalau sudah terlanjur seperti itu jika ingin mau berubah. Di sini bukan berarti kamu harus menjauhi teman-temanmu yang pada kaya-kaya itu. Bersahabat bolehlah bersahabat, tetapi sebelumnya kita harus tahu dulu, siapa diri kita? Ketika sudah tahu diri kita yang sebenarnya, maka silahkan bersahabat dan jalan bersama mereka. Dalam hal ini, identitas diri sangat berarti. Posisi kamu itu dimana, apakah kamu adalah mahasiswa kelas atas, menengah, atau bawah? Setelah kamu mengetahui posisi kamu, maka kemudian telitilah dengan manejemen keuanganmu.

Kalau kamu adalah termasuk mahasiswa kelas atas, bukan berarti uang yang kamu miliki seenaknya untuk kamu gunakan. Berfoyah-foyah kesana kemari bersama teman-teman. Karena mungkin merasa diri punya uang banyak, maka semua teman-temanmu sering kamu traktir. Jelas ini juga tidak benar. Bila seperti ini, kamu sama saja dengan mereka yang sering-sering ngutang. Jelas ini tidak kamu inginkan. Nah, langkah yang terbaik bagi kamu adalah selalu menyisihkan sebagian dari uang kiriman kamu. Tidak usah terlalu banyak, tetapi keteraturan dan kesungguhan kamu untuk menyisihkan. Bila perlu, kamu buat rekening baru yang khusus untuk tabungan kamu tanpa sepengetahuan orang lain, termasuk orang tuamu. Dan yang terpenting adalah berjanjilah kepada dirimu untuk bersungguh-sungguh menabung dan tidak berfoyah-foyah.

Kalau kamu adalah termasuk mahasiswa kelas menengah, sebaiknya mengklarifikasi lebih dahulu kebutuhan primer dan sekunder bagi kamu. Jangan memikirkan dulu kebutuhan tersier. Kebutuhan primer di sini adalah kebutuhan yang selalu kamu pakai atau gunakan. Dalam hal ini yaitu, sandang, pangan dan papan. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang terkadang kamu gunakan atau pakai. Biasanya frekuensi penggunaannya itu jarang, tidak dilakukan setiap hari. Hal ini lebih kamu yang mengetahuinya daripada saya. Oleh karena itu, cermat-cermatlah dalam memilih kebutuhan untuk yang didahulukan. Jangan lupa juga, jika ada sisanya, tabunglah. Itu akan sangat berguna bagi kamu.

Terakhir, kalau kamu adalah termasuk mahasiswa kelas bawah, sudah seharusnya bagi kamu untuk lebih berhemat dan benar teliti dalam pengeluaran. Kamu tidak usah bergantung pada kiriman yang ada, tetapi kamu harus mencoba untuk mandiri. Dalam hal ini, cobalah kamu mencari kerja sampingan, shift malam. Tetapi ingat, tidak boleh menganggu perkuliahanmu. Bagaimanapun juga, kuliah harus lebih diutamakan. Jika kamu kreatif, kamu bisa bekerja sambil belajar. Belajar itu tidak harus duduk di depan meja atau menyendiri di dalam kamar. Tetapi, dimana saja sebenarnya bisa kamu belajar. Kamu juga harus lebih disipin dengan waktu yang ada. Jangan biarkan waktumu itu biar sejam terbuang sia-sia. Waktu istrahat, gunakanlah sebaik mungkin, dan sama halnya dengan waktu-waktu yang lain.

Mencoba sesuatu yang baru itu butuh proses. Dan sama dengan cara yang ditawarkan tadi. Bagi kamu yang sudah terbiasa mungkin bukan menjadi masalah, tapi bagi mereka yang belum sama sekali mencoba, ingatlah sesuatu itu butuh proses dan akan ada hikmahnya. Teruslah berdoa, barengin bekerja dengan berdoa. Dan yang terpenting itu adalah niat. Mulailah berniat dari sekarang. Semoa sukses. Amin.

Sumber:
http://mar12muhammad.blogspot.com/2013/01/manajemen-keuangan-yang-ideal-bagi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar